Tuesday, September 18, 2018

PENDIDIKAN DALAM MENCAPAI "INSAN KAMIL"



Pendidikan dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditetapkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Rumusan ini tentu memiliki tujuan yang sangat mulia, dan hal ini memerlukan peran serta keluarga, sekolah, dan lingkungan.
Keluarga yang seringkali disebut sebagai madrasah al-ula (tempat belajar pertama bagi peserta didik), dipandang menjadi penting untuk mempersiapkan bibit-bibit unggul dalam hal pendidikan. Dalam hal ini keluarga adalah pondasi/asas penting yang akan menentukan seberapa kuat bangunanan pendidikan yang selanjutnya akan dibangun dalam diri peserta didik. Bagaimana orang tua dalam keluarga berperan menjadi seorang uswah (teladan) bagi anak-anak mereka. Maka sudahkah para orang tua mempersiapkan generasi penerus mereka dengan sebaik-baiknya? Bekal dasar yang harus dipersiapkan oleh para orang tua untuk anak-anak mereka adalah bekal lahir (materi) dan bekal batin (do’a).
Apabila kita telah memiliki benih-benih unggul dari keluarga, maka kemudian sekolah akan menjadi lembaga yang harus memerankan pelaksanaan pendidikan yang benar-benar dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Di sekolah akan bertemu pendidik dan peserta didik, bagaimana hubungan keduanya menjadi hubungan antara orang tua dan anak adalah menjadi penting. Karena dengan pemahaman seorang pendidik menjadi ayak atau ibu dari peserta didiknya, maka para pendidik akan menganggap peserta didik sebagai anaknya sendiri yang kemudian harus mereka didik otaknya dan juga harus disirami hatinya dengan kiriman do’a.
Tak kalah pentingnya adalah lingkungan, lingkungan sebagai masyarakat yang akan menikmati/merasakan hasil dari pendidikan dituntut untuk dapat memberikan suasana edukatif kepada peserta didik, karena tidak bisa dipungkiri lingkungan yang akan menjadi tempat tinggal keseharian peserta didik, maka lingkungan juga akan memiliki andil dalam mencetak peserta didik menjadi insan yang bagaimana. Kegiatan-kegiatan pendidikan yang ada di lingkungan perlu kiranya digalakkan sebagai langkah menuju insan kamil yang diamanatkan oleh undang-undang.
Selain itu, pada diri peserta didik idealnya juga harus tertanam semangat atau dorongan untuk mendapatkan ilmu menuju kebenaran yang dipancarkan oleh Sang Maha Pencipta. Karena peserta didiklah yang akan menjadi pemain utama dalam penyelenggaraan pendidikan, dan peran keluarga, sekolah, dan lingkungan adalah hanya sebagai faktor eksternal yang sifanya memberi bantuan dari luar, kemudian pemberian itu diterima atau tidak adalah menjadi pilihan bagi peserta didik. Apabila antara keluarga, sekolah, dan lingkungan terjalin komunikasi dalam mengedukasi para peserta didik dan peserta didik benar-benar siap untuk dididik, maka akan tumbuh generasi-generasi muda yang tertancap kokoh pada diri masing-masing apa yang disebut keilmuan dan keimanan.
Maka perlu adanya semangat bersama dalam membangun pendidikan nasional menuju bangunan kedaulatan yang kokoh dan megah. Mengingat peran dunia pendidikan menjadi penting dalam membangun peradaban bangsa yang didasarkan atas jati diri dan karakter bangsa. Awali langkah dari skop/cakupan yang paling kecil dari diri masing-masing adalah solusi menjadi insan beriman, berilmu, dan beramal shaleh.

Ikhlas sebagai modal untuk mencapai ridha Allah swt.

     Tujuan mencari ilmu : 1) pemenuhan kebutuhan, karena ilmu menjadi kunci kebahagiaan di dunia dan akhirat; 2) pengabdian sosial dan di...