PENDIDIKAN QALBU PADA
MASA KANAK-KANAK
Oleh: A. Qomarudin
Pendidikan
merupakan sesuatu yang sangat penting (urgen) bagi kelangsungan hidup setiap manusia,
apabila ia menginginkan pribadi yang bermartabat tinggi di dunia dan juga di
akhirat, dan pendidikan ini dapat dilakukan pada diri manusia sejak lahir
sampai akhir hayatnya. Bahkan ada yang berpendapat pendidikan sebelum kelahiran
bayi juga perlu dilakukan oleh kedua orang tua bagi seorang jabang bayinya.
Dalam teorinya,
ada pendapat yang mengatakan bahwa ada beberapa fase pertumbuhan dan
perkembangan pada diri manusia, yaitu: a) fase bayi dan anak-anak (dibagi
menjadi 3: babyhood/bayi, early childhood/kanak-kanak, dan
late childhood/anak-anak), b) fase baligh hingga dewasa, dan c) fase usia lanjut.[1] Lazimnya,
pada seorang anak juga terdapat fase-fase yang dilalui dalam kehidupannya
adalah:
1. Fase dalam kandungan (janin)
2. Fase balita (lahir sampai usia 5 tahun)
3. Fase usia sekolah (5-12 tahun)
4. Fase remaja: a) remaja awal (12-15
tahun), dan b) remaja akhir (15-21 tahun).[2]
Sedang pada awal
mula berdirinya sistem pendidikan klasikal, tugas yang diemban dalam
kependidikan hanya mencerdaskan daya pikir (intelek) manusia melalui 3
cara; menulis, membaca, dan berhitung. Akan tetapi disesuikan dengan
perkembangan tuntunan hidup manusia, maka tugas kependidikan dibedakan menjadi
3, yaitu: 1) mencerdaskan otak (head), 2) mendidik moralias (heart), dan
3) mendidik keterampilan (hand).[3]
Dari ke tiga
tugas kependidikan tersebut di atas, penulis akan mengambil pendidikan kanak-kanak
pada salah satu segi tugasnya dalam kependidikan yaitu pada segi heartnya.
Dalam hal ini, Penulis mengambil kesimpulan bahwa pendidikan pada segi ini
harus dilakukan pada masa-masa awal pertumbuhan anak, sebab nantinya akan bermanfaat
sebagai fondasi bagi kehidupan anak tersebut pada tahap yang selanjutnya. Dapat
diumpamakan, apabila sebuah bangunan ditopang oleh fondasi yang sangat kokoh,
maka tidak akan ada rasa khawatir untuk menjulangkan bangunan tersebut ke atas.
Terkait dengan
pihak yang paling bertanggung jawab dalam pendidikan kanak-kanak (peserta
didik) ini atau dengan kata lain “pendidik”nya adalah orang tua. Karena orang
tua adalah yang paling dekat secara batin dengan anaknya, maka untuk
permasalahan yang menyangkut pada aspek nonfisik ini orang tua yang memiliki
peran lebih untuk mendidiknya. Sedangkan terkait dengan materi yang dapat
diberikan adalah dapat berupa pembiasaan sejak dini perbuatan-perbuatan yang
baik (terpuji) atau dapat juga dengan uswah (tauladan) dari orang tua agar
tanpa disadari anaknya akan mengikuti/ meniru apa yang dilakukan orang tuanya.
Beberapa hal tersebut dapat dilakukan di dalam lingkungan keluarga dalam
cakupan yang sempit atau dalam lingkungan masyarakat dalam cakupan yang lebih
luas.
Dijelaskan dalam
sebuah hadits yang menceritakan tentang proses pembersihan qalbu Nabi
Muhammad SAW yang dilakukan oleh malaikat jibril atas perintah Allah SWT. Salah
satu tujuan dilakukannya hal tersebut adalah membersihkan qalbu Nabi
dari segala kotoran berupa sifat-sifat tercela yang dapat merusak pada
kehidupan selanjutnya.
431 - حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ
حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ حَدَّثَنَا ثَابِتٌ الْبُنَانِىُّ عَنْ أَنَسِ
بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَتَاهُ جِبْرِيلُ -صلى
الله عليه وسلم- وَهُوَ يَلْعَبُ مَعَ الْغِلْمَانِ فَأَخَذَهُ فَصَرَعَهُ فَشَقَّ
عَنْ قَلْبِهِ فَاسْتَخْرَجَ الْقَلْبَ فَاسْتَخْرَجَ مِنْهُ عَلَقَةً[4]
فَقَالَ هَذَا حَظُّ الشَّيْطَانِ مِنْكَ. ثُمَّ غَسَلَهُ فِى طَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ
بِمَاءِ زَمْزَمَ ثُمَّ لأَمَهُ ثُمَّ أَعَادَهُ فِى مَكَانِهِ وَجَاءَ
الْغِلْمَانُ يَسْعَوْنَ إِلَى أُمِّهِ - يَعْنِى ظِئْرَهُ - فَقَالُوا إِنَّ
مُحَمَّدًا قَدْ قُتِلَ. فَاسْتَقْبَلُوهُ وَهُوَ مُنْتَقَعُ اللَّوْنِ. قَالَ
أَنَسٌ وَقَدْ كُنْتُ أَرَى أَثَرَ ذَلِكَ الْمِخْيَطِ فِى صَدْرِهِ. صحيح
مسلم[5]
Dengan demikian,
begitu pentingnya peran qalbu dalam perjalanan kehidupan setiap manusia,
maka perlu adanya kontrol pendidikan pada seseorang sejak anak usia dini.
Dengan kata lain, qalbu adalah satu hal penting yang pada akhirnya akan
menentukan keadaan baik dan buruk fisik seseorang. Karena qalbu adalah
ibarat seorang raja bagi organ-organ tubuh yang lainnya. Artinya qalbu
memiliki peran penting dalam mengontrol dan memimpin semua anggota tubuh yang
dimiliki oleh setiap manusia. Dengan kata lain, mau ataupun tidak mau seluruh
organ tubuh yang dimiliki manusia akan selalu mengikuti dan patuh dengan segala
keputusan yang diberikan oleh qalbu.
Wallahu A’lam
No comments:
Post a Comment